Mangga Podang, khas Kediri

Jumat, 11 November 2011

"Mangga Podang" di pasar mangga Banyakan, Kediri, Jawa Timur. ANTARA
TEMPO Interaktif, Kediri - Musim kemarau ini menjadi berkah tersendiri bagi petani dan pedagang mangga Podang. Mangga yang hanya bisa ditemukan di kawasan pertanian lereng Gunung Wilis ini melimpah ruah setelah satu musim rontok tahun lalu.

Selain rasanya yang supermanis, mangga ini juga dijuluki sebagai buah ajaib karena disebut-sebut mampu menumpas kanker dan menjaga kolestrol.



Sejak dua bulan terakhir mangga Podang telah memenuhi pasar buah dan kaki lima di setiap sudut Kabupatan dan Kota Kediri. Mangga berukuran sedang dengan warna kuning kemerahan ini selalu menggoda siapa pun untuk mencicipi.

Apalagi kemunculannya pada musim panen kali ini sangat ditunggu setelah musim lalu rontok didera hujan berkepanjangan. “Tahun ini panen melimpah,” kata Mundir, 46 tahun, petani mangga Podang di Kecamatan Banyakan, Kabupaten Kediri, Rabu, 5 Oktober 2011.

Bagi masyarakat Kediri, menyantap mangga Podang sudah menjadi siklus tahunan setiap musim kemarau. Berbeda dengan jenis tanaman lain yang membutuhkan pasokan air, mangga Podang justru tumbuh lebat di saat terik matahari begitu menyengat. Sebab buah ini tak tahan dengan air hujan yang justru membuatnya busuk dan mati.

Menurut Mundir, jenis mangga ini hanya bisa ditemukan di lereng Gunung Wilis. Sebanyak lima kecamatan yang berada di kawasan itu saat ini tengah berpesta merayakan panen raya. Mereka adalah para petani di Kecamatan Mojo, Semen, Grogol, Tarokan, dan Banyakan sebagai sentra penghasil mangga Podang terbesar. Lebih dari 15 ribu pohon mangga Podang berada di Kecamatan Banyakan dengan rata-rata produksi mencapai 20-40 kilogram per pohon. Jadi dalam satu kali masa panen kawasan ini bisa menyuplai hingga 600 ton mangga Podang.

Uniknya, meski jumlah panennya cukup banyak dengan nilai jual menjanjikan, para petani tidak menjadikannya sebagai tanaman pokok. Pohon ini justru ditanam sebagai selingan di antara pematang atau tegalan. Beberapa warga di permukiman juga menanamnya di halaman atau pekarangan rumah tanpa perawatan sama sekali. “Buahnya akan muncul sendiri tanpa perlakuan apa pun,” kata Mundir.

Lantas apa keistimewaan mangga Podang dibandingkan jenis mangga lainnya? Selain hanya bisa ditemukan di lereng Gunung Wilis, mangga Podang juga diyakini mengandung sumber karotenoid yang disebut beta crytoxanthin, yaitu bahan penumpas kanker yang baik. Selain itu, sejumlah penelitian juga menyebutkan buah ini memiliki kandungan serat yang baik, dengan kadar tujuh gram setiap butirnya. Jadi bisa dipastikan mangga Podang mampu menjaga pencernaan dan kolestrol dalam kondisi normal.


Kasus radang tenggorokan ataupun batuk pada orang yang mengkonsumsi mangga Podang juga jarang ditemukan. Ini berbeda dengan jenis mangga lain yang masih menyisakan rasa gatal pada leher atau panas di perut.

Harganya pun sangat murah dengan kisaran Rp 5.000–7.000 per kilogram di tingkat pedagang. Mereka membelinya dari petani dengan harga Rp 2.000–3.000 per kilogram untuk dijual di pasar buah dan kaki lima.

Karena keunikannya ini, Pemerintah Kabupaten Kediri telah menetapkan mangga Podang sebagai buah khas daerah itu yang telah dipamerkan di sejumlah negara. Selain dikonsumsi langsung, buah ini juga lezat diolah menjadi manisan atau rujak buah.

0 komentar: